Rabu, 09 Juni 2010

Akibat Video 'A' Anak RI seperti Dikarbit

Ellyzar Zacra PB

INILAH.COM, Jakarta- Ahli psikologi mengingatkan pemanfaatan teknologi untuk menyebarkan video porno ‘Ariel’ bisa menjadikan anak-anak Indonesia seperti dikarbit.

Psikolog Seto Mulyadi menilai keberadaan teknologi bisa berdampak besar bagi perkembangan anak jika tidak disikapi dengan baik.

Anak, menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak yang akrab dipanggil Kak Seto ini, tidak hanya menjadi individu tahap awal yang menerima pembelajaran pertama, tetapi pengalaman menonton video tersebut akan terus berlangsung hingga dewasa.

“Video atau gambar dewasa yang mudah diakses memiliki dampak yang sangat buruk. Anak-anak seperti dikarbit. Mereka terpaksa dewasa sebelum waktunya. Teknologi yang tidak sesuai penggunaan juga dapat menggangu konsentrasi belajar,” ujarnya saat dihububungi di Jakarta.

Anak-anak kata Kak Seto sebagai pihak yang paling dikhawatirkan dari perkembangan teknologi.

Mereka gampang terpengaruh dan memiliki pemikiran yang belum matang, sehingga sulit untuk membedakan unsur salah dan benar.

“Obyek seperti itu dapat merangsang seksualitas mereka secara dini, dan lebih primitif. Misalnya saja, karena mereka sering menonton, terus ingin tahu, kemudian karena mereka belum memahami aturan yang benar-benar mengikat soal ini, maka rasa ingin coba mereka begitu besar, sehingga kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual pun jadi ikut meningkat,” jelas Seto Mulyadi yang juga ahli psikologi ini.

Anak-anak tidak hanya menjadi pelaku tindakan ‘ingin coba’ itu, tetapi juga bisa menjadi korban tindakan kriminal. “Misalnya saja, karena dia sering menonton, kemudian ada ajakan dari pihak lain, tanpa sadar karena terbiasa menonton video porno maka ia akan menerima ajakan ini karena lagi-lagi terbiasa melihat perilaku tersebut,” paparnya.

“Manusia tajam dalam melihat dan memahami namun untuk sampai ke tahap melakukan, hal ini harus dibatasi aturan-aturan yang berkembang di masyarakat sekaligus disosialisasikan di masyarakat ini. Jika kedua hal tersebut tidak sejalan dengan teknologi maka akan banyak kesulitan yang kita temui,” katanya.[ito]

Ellyzar Zacra PB

INILAH.COM, Jakarta- Ahli psikologi mengingatkan pemanfaatan teknologi untuk menyebarkan video porno ‘Ariel’ bisa menjadikan anak-anak Indonesia seperti dikarbit.

Psikolog Seto Mulyadi menilai keberadaan teknologi bisa berdampak besar bagi perkembangan anak jika tidak disikapi dengan baik.

Anak, menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak yang akrab dipanggil Kak Seto ini, tidak hanya menjadi individu tahap awal yang menerima pembelajaran pertama, tetapi pengalaman menonton video tersebut akan terus berlangsung hingga dewasa.

“Video atau gambar dewasa yang mudah diakses memiliki dampak yang sangat buruk. Anak-anak seperti dikarbit. Mereka terpaksa dewasa sebelum waktunya. Teknologi yang tidak sesuai penggunaan juga dapat menggangu konsentrasi belajar,” ujarnya saat dihububungi di Jakarta.

Anak-anak kata Kak Seto sebagai pihak yang paling dikhawatirkan dari perkembangan teknologi.

Mereka gampang terpengaruh dan memiliki pemikiran yang belum matang, sehingga sulit untuk membedakan unsur salah dan benar.

“Obyek seperti itu dapat merangsang seksualitas mereka secara dini, dan lebih primitif. Misalnya saja, karena mereka sering menonton, terus ingin tahu, kemudian karena mereka belum memahami aturan yang benar-benar mengikat soal ini, maka rasa ingin coba mereka begitu besar, sehingga kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual pun jadi ikut meningkat,” jelas Seto Mulyadi yang juga ahli psikologi ini.

Anak-anak tidak hanya menjadi pelaku tindakan ‘ingin coba’ itu, tetapi juga bisa menjadi korban tindakan kriminal. “Misalnya saja, karena dia sering menonton, kemudian ada ajakan dari pihak lain, tanpa sadar karena terbiasa menonton video porno maka ia akan menerima ajakan ini karena lagi-lagi terbiasa melihat perilaku tersebut,” paparnya.

“Manusia tajam dalam melihat dan memahami namun untuk sampai ke tahap melakukan, hal ini harus dibatasi aturan-aturan yang berkembang di masyarakat sekaligus disosialisasikan di masyarakat ini. Jika kedua hal tersebut tidak sejalan dengan teknologi maka akan banyak kesulitan yang kita temui,” katanya.[ito]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar